The Impact Of Trade War Between America and China

                                         
                                                                   source : pymnts.com
Entah kenapa pagi ini saya tertarik membahas mengenai perang As dan China yg disebut perang "dagang". Tapi kalo dilihat lebih jauh, bukannya itu perang ideologi ya. Sebentar-sebentar, bener ga perang ideologi, atau memang cuman perang dagang biasa ?. Ada yg bilang gaperlu khawatir, ga berdampak terlalu besar untuk Indonesia, Indonesia bisa mencari negara lain kok. Toh juga rakyat ga ngerti-ngerti amat. Hm terlalu dangkal kalo seperti itu analisanya dan terlalu menyederhanakan permasalahan. Kembali ke persamaan Playing Field (kesamaan cara bermain) yang sedang Amerika lakukan untuk menekan China. Apa yg mau disamakan ? Ideologi Amerika adalah Demokrasi, sedangkan ideologi China adalah Komunisme. Amerika berbentuk swasta murni atau disebut market driven, China adalah Goverment Driven. Cara mengelola ekonominya, Amerika adalah Capitalism, China bersifat State Capitalism. Kalo dilihat sekarang udah kentara kan perbedaannya, apalagi secara playing field jelas beda banget. Amerika ingin menerapkan demokrasi sebagai landasan berdagang dan menggunakan alat penekan tarif masuk tinggi yg saat ini terlebih dahulu terhadap China. Amerika sangat anti dg State Capitalism, karena untuk menegakkan State Capitalism harus menggunakan State Authoritarian atau menggunakan represif pemerintah Tangan Besi yg menekan pasar menggunakan kekuatan negara yg negara itu seakan menjadi Fasis sehingga Pasar Bebas seakan tidak ada, itulah Kapitalisme melihat State Capitalism. 
Melihat negara berbisnis berbasis BUMN, gaya Heavy on Goverment dan Less to Private atau semuanya pemerintah dan kurangnya peran swasta adalah ideologi yg harus diterapkan jika sebuah negara ingin menggunakan dana Obornya China. Oke untuk proyek Obor kita bahas dilain waktu. Negara pengguna dana Obor harus goverment driven dan itu terjadi dibanyak negera seperti di Sri Langka, negera negara di Benua Afrika, Papua Nugini dan banyak negara lainnya. Framework Demokrasi Ekonomi dan State Driven Ekonomi itu dua ideologi yg berbeda yg menjadi titik awal Perang Dagang. Ini perang baru dan senjatanya bukan M4 atau misile, tetapi diawali dg perang tarif dan perang dagang. Amerika melindungi swastanya, China melindungi komunismenya. Lalu apa pengaruhnya dg Indonesia ? Indonesia masih sangat bergantung pada dua negara ini, baik Amerika maupun China. Secara teknologi, kita menginduk kepada dua negera ini, terutama Amerika. Apa yg terjadi jika Amerika kalah, amerika yg merasa menjadi New World Order mendapat tantangan dari pasukan kuning China. Dunia bisa berubah kutubnya, bergeser Centrum of Gravita Test (dalam bahasa intelejen). Mungkin saat ini kekuasaan Amerika tinggal 50 % atau bahkan lebih kecil dari itu dalam pengaruhnya terhadap dunia, Amerika menjadi negara Sunset. 
Secara militer mungkin Amerika masih mendominasi, namun secara ekonomi China sudah menyamai, secara perdagangan China sudah menguasai dunia (siapa yg gapernah melihat made in china), secara logistik dan distribusi China yg menang. Uang, WallStreet China punya sendiri, China punya Hudsonian New Economic Model. Kalau sosial media atau informasi apakah Amerika pemenanganya, mungkin di dunia iya saat ini. Tapi di China, Amerika tidak bisa sentuh sama sekali, China punya Baidu yaitu Googlenya China, Alibaba sebagai Amazonnya China, Didi Chuxing sebagai Ubernya China, Weibo sebagai Twitternya China, Renren sebagai Fbnya China, WeChat sebagai WhatsAppnya China, Youku sebagai YouTubenya China, QQ sebagai Gmailnya China, China sudah lengkap untuk mengantisipasi semua hal. Bahkan ketika perang teknologi dilancarkan oleh Trump setelah serang China dg 5X dg tarif barang China dinaikkan 25%, kemudian Trump melarang Android untuk dipakai Huawei, apa yg terjadi ternyata Huawei sudah punya platform OSnya sendiri yg bernama Hongmeng OS sehingga tidak terlalu berpengaruh, Amerika kecele berat disitu. Huawei chipnya ternyata 50% buatan sendiri dan 5G tidak memakai plagform ZTE yg Amerika punya. Disisi bisnis, Huawei sudah dipakai sebagai platform operator telekomunikasi di 100 negara di dunia ini dari 165 negara yg ada sekarang yg  membuat Huawei tetap beroperasi sebagai penyedia alat telekomunikasi dunia. Bayangkan ketik 100 negara tsb memakai 5G tahun kedepannya, apa yg terjadi dg Amerika ?. Amerika bisa hilang dan menjadi negara medioker dan itu dimulai tahun depan yaitu 2020. Tentu kita ingat bukan bagaimana Roma Byzantium dan Konstantinopel menguasai dunia hampir 1000 tahun, dalam 1000 tahun itu Roma ditantang 8X oleh kaum Barbar versi Roma namun akhirnya tumbang juga oleh Jenseric. Kembali ke Amerika, belum ada 100 tahun menguasai dunia dg dollarnya, diprediksikan Amerika bakal mengalami inflasi besar di tahun 2020 yg disisi lain itu juga tahun politik di Amerika, Trump akan berjuang habis habisan untuk jabatan kedua kalinya. Yg akan membuatnya semakin tidak terkendali mem-blok barang-barang China, yg akan membuat harga retail di Amerika naik 25% karena ketergantungan akan produk China di Amerika sudah lebih dari 40%. Efeknya, bayangkan di tahun 2021 dunia bisa kena resesi, imbas resesinya Amerika dan ini bisa memicu sebuah kata bijak "The end of Trade War is The Begining of Military War" berakhirnya perang dagang adalah saat dimulainya perang militer. Pertanyaannya, Indonesia siapkah ?

Comments

Popular Posts